Unsur – Unsur Estetika Dalam Arsitektur
Estetika berasal dari kata Yunani – Aesthetica- yaitu penyerapan
indera, atau dapat dikatakan sebagai hal-hal yang dapat diserap oleh
pancaindra. Semula pada zaman Yunani kuno, estetika merupakan salah satu cabang
filsafat. Perkembangannya kemudian membuat estetika tidak lagi hanya bercorak
filsafat tetapi sudah sangat ilmiah. Unsur-unsur estetika yang berperan didalam
mewujudkan ekspresi estetika dari suatu bangunan antara lain :
1. Kesatuan/Unity
Unsur kesatuan merupakan unsur yang menciptakan adanya keselarasan,
baik antara elemen bangunan maupun elemen-elemen bentuk bangunan serta
elemen-elemen lainnya. Tujuannya adalah untuk mencapai keselarasan.
Desain arsitektur bisa saja bermacam-macam, namun bagaimana
berbagai elemen arsitektural tersebut bisa terlihat harmonis saat disatukan
menjadi sebuah produk desain arsitektur? Saat itulah dibutuhkan prinsip
kesatuan dalam desain atau unity dalam merancang sebuah produk.
Memberikan keserasian pada setiap unsur dalam desain arsitektur
bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti dengan penggunaan warna, bentuk,
pola, material hingga gaya spesifik desain.
Misalkan kamu memiliki berbagai jenis kursi dengan gaya desain yang
berbeda-beda pada ruang makan, dengan memberikan elemen khusus, misalnya
bantal, dengan warna yang sama sebagai warna dominan. Komposisi dari susunan
kursi tersebut kini akan terlihat lebih harmonis.
Contoh penerapan lain dari prinsip ini dalam desain arsitektur
adalah dengan penggunaan bentuk yang sama. Misalkan saja kamu menata berbagai
jenis foto dalam bingkai dengan berbagai ukuran dan warna. Berikan bentuk
bingkai persegi yang sama makan komposisi pajangan bingkai foto milikmu akan
terlihat lebih menyatu secara keseluruhan.
2. Irama
Irama adalah aturan dari pengulangan atau perubahan yang terjadi. Irama
terjadi karena didalam suatu komposisi direncanakan adanya pengulangan-pengulangan
bentuk, elemen-elemen bentuk atau pengulangan jarak pada wujud bentuk secara
keseluruhan. Irama dapat juga berupa suatu perubahan secara teratur atau beruba
sedikit demi sedikit. Irama didapat dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut:
o Menyusun elemen-elemen bentuk dengan mengulang unsur yang sama.
o Menyusun elemen-elemen bentuk melalui perulangan dengan memberi
variasi.
o Menyusun elemen-elemen bentuk dengan perubahan komposisi, ukuran
atau warna secara bertahap.
o Menyusun elemen-elemen bentuk dengan gerak berkelanjutan.
Dalam desain arsitektur, yang dimaksud irama adalah penataan dari
sebuah elemen yang harmonis. Elemen inipun bisa bervariasi mulai dari bentuk,
warna, hingga perabot dan dekor ruangan.
Prinsip irama dalam desain arsitektur sendiri dibagi menjadi dua
jenis irama. Pertama adalah irama statis. Dalam desain arsitektur, irama statis
merupakan pengulangan dengan pola yang sama dan konsisten.
Contohnya bisa seperti peletakkan kolom dengan jarak setiap 3 meter
secara konsisten. Pengaplikasian lainnya bisa dalam bentuk pengaplikasian
dekorasi hiasan dinding seperti bingkai foto dengan posisi dan jarak yang sama
secara konsisten.
Prinsip desain arsitektur irama yang kedua adalah irama dinamis, di
mana faktor penentu pengulangan irama bisa lebih dari satu aspek dan
bervariasi. Dalam desain arsitektur, contoh dari pengaplikasian prinsip irama
dinamis adalah pola warna pada fasad rumah atau fasad bangunan yang
diselang-seling secara teratur dan konsisten. Contoh dalam warna misalnya
coklat-putih-hijau. Penerapan lain dalam desain arsitektur bisa seperti
penataan perabot kursi – meja – kursi – kursi – meja – kursi dan seterusnya.
3. Aksen
Aksen dicapai dalam sebuah komposisi apabila salah satu unsurnya
menonjol diantara unsur-unsur lainnya. Aksen pada dasarnya menghidupkan suatu
komposisi atau suatu suasana yang monoton. Aksen erat kaitannya dengan irama.
Aksen dapat diperlihatkan apabila suasana monotonnya dipersiapkan terlebih
dahulu. Jika aksen menjadi puncak dalam suatu irama maka aksen disebut sebagai
klimaks. Berdasarkan uraian diatas sebetulnya aksen adalah juga suatu irama atau
bagian dari irama. Hanya saja irama yang dihasilkan oleh sebuah aksentuasi
bukanlah irama yang mengalir dengan lancar tetapi sebuah irama yang
terputus-putus, patah-patah dan kadang-kadang diam. Aksentuasi sesungguhnya
adalah bentuk lain dari kontras, dimana satu unsur yang dikonfrontasikan lebih
ditonjolkan dari unsur-unsur lainnya.
4. Kontras
Kontras dicapai dengan membandingkan dua unsur yang mempunyai sifat
bertolak belakang, missal : halus dengan kasar, besar dengan kecil, terang
dengan gelap dan sebagainya. Kontras juga mencakup masalah-masalah ruang.
Kontras menekankan perubahan konsepsi ruang secara berlebihan, tiba-tiba
sehingga menimbulkan keterkejutan.
Prinsip desain arsitektur satu ini juga sering disebut sebagai focal point.
Sederhananya, prinsip desain arsitektur ini adalah membuat sebuah elemen
kontras yang menjadi perhatian utama dari sebuah desain. Baik itu dalam
interior maupun secara arsitektural.
Ada banyak cara mengimplementasikan prinsip ini pada desain
arsitektur rumah ataupun interiormu. Berbagai elemen mulai dari bentuk, warna,
ukuran, posisi, hingga tekstur ataupun visual. Contoh penerapan sederhananya
adalah penggunaan sofa unik berwarna mencolok seperti merah atau kuning di
tengah-tengah ruangan yang didominasi warna putih.
Contoh lain pengaplikasian prinsip desain arsitektur ini dalam hal
bentuk adalah dengan membuat desain jendela unik dengan bentuk persegi panjang
di antara rangkaian jendela dengan bentuk melingkar.
5. Proporsi
Kesan bentuk bangunan yang pas dapat diperoleh melalui perbandingan
ukuran yang baik yaitu perbandingan ukuran antara elemen-elemen pembentuk suatu
bentuk dan antara elemen-elemen tersebut dengan keseluruhan bentuknya. Teori-teori
tentang proporsi ini telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh arsitek antara lain :
Leonardo Da Vinci (teori modular). Le Corbusier yang dikenal dengan Golden
Section. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi serta adanya
berbagai penemuan-penemuan baru maka muncullah batasanbatasan baru mengenai proporsi.
Pada rumah-rumah tradisional Indonesia terdapat juga patokan-patokan atau
ukuran-ukuran yang berdasarkan pada ukuran tubuh manusia seperti : hasta,
langkah, jengkal, depa dsb.
Prinsip desain arsitektur terakhir adalah proporsi desain. Proporsi
merupakan kesesuaian dimensi dari elemen arsitektur dengan lingkungan sekitar
dan juga fungsi serta aspek arsitektural lainnya seperti lokasi, posisi, dan
juga dimensi obyek lainnya. Ini berlaku pada semua desain arsitektur bangunan.
Prinsip desain arsitektur satu ini akan lebih mudah diterapkan,
karena kamu bisa mengikuti standar umum yang sudah ditetapkan sehingga kamu
bisa meminimalisir terjadinya proporsi yang nggak estetis pada desain
arsitektur rumah impianmu.
6. Skala
Skala adalah suatu perbandingan
ukuran, yaitu perbandingan ukuran dengan obyek yang lain. Misal : perbandingan
ukuran bentuk dengan manusia. Berdasarkan perbandingan ukuran bentuk dengan
obyek-obyek lainnya timbullah istilah-istilah : skala manusia, skala tidak
manusiawi, skala intim, skala monumental dll. Istilah-istilah ini timbul
sebagai respon atau tanggapan terhadap ukuranukuran suatu bentuk. Respon
terhadap skala dapat dipandang sebagai respon yang bersifat fisik dan non
fisik.
Pernahkah kamu memasuki ruangan yang sangat luas namun memiliki
tinggi langit-langit yang sangat rendah? Ruang-ruang seperti ini bisa memberikan suasana dan kesan
tersendiri seperti rasa tertekan atau pengap. Hal inilah yang membuat pemahaman
skala sangat penting untuk menghadirkan desain arsitektur yang baik.
Skala adalah perbandingan dari ruang atau bangunan dengan
lingkungan atau elemen arsitektural lainnya. Pada dasarnya, skala pada desain
arsitektur tak ada aturan khusus karena skala bisa disesuaikan dengan nuansa
atau kesan yang diinginkan.
Misalkan untuk mendapatkan kesan megah, kamu bisa membuat ruangan
dengan tinggi yang lebih tinggi daripada ruang lainnya atau standar pada
umumnya.
7. Tema (dominan)
Tema adalah suatu yang ditonjolkan dari keseluruhan suatu
komposisi.
interest.com
Komposisi atau sequence dalam desain arsitektur adalah penataan
elemen secara keseluruhan agar alur menjadi lebih nyaman. Contoh penerapan komposisi
pada desain arsitektur yang paling mudah dipahami adalah penataan denah
komposisi ruang, seperti saat ingin menata interior ruang tamu.
Dalam desain arsitektur, setiap ruang umumnya terbagi menjadi tiga
fungsi zona yaitu public, private, dan service. Zona public menyangkut
fungsi-fungsi di mana ruang tersebut lebih mungkin digunakan oleh orang di luar
dari anggota inti pengguna rumah seperti ruang tamu atau teras.
idesignarch.com
Zona private dalam desain arsitektur adalah zona di mana fungsinya
secara eksklusif hanya diperuntukkan bagi keluarga inti penghuni rumah seperti
kamar tidur. Sedangkan zona service merupakan area dimana fungsinya lebih
diperuntukkan untuk kegiatan bersifat maintenance dan perawatan rumah seperti
dapur, gudang, atau ruang laundry.
Setiap ruangan perlu diatur sesuai dengan alur zona dan fungsi ini.
Seperti ruang tamu yang berada paling depan dan kamar tidur yang tidak
berhadapan atau bersebelahan langsung dengan zona service seperti dapur.
8. Keseimbangan
Keseimbangan adalah istilah yang berhubungan dengan berat. Dalam
suatu komposisi bentuk berat adalah suatu kesan yang diekspresikan secara
visual. Keseimbangan dicapai tidak hanya dengan pemecahan yang simetris tetapi
juga dengan pemecahan-pemecahan asimetris amupun kontras. Keseimbangan
dipengaruhi juga oleh karakter bentuk, warna dan tekstur.
Desain arsitektur yang baik adalah desain yang seimbang. Untuk
itulah prinsip dalam desain arsitektur
selanjutnya adalah balance. Keseimbangan dalam desain arsitektur sendiri
dibagi menjadi dua.
Prinsip keseimbangan desain arsitektur adalah keseimbangan yang
simetris. Menentukan komposisi keseimbangan yang simetris terbilang cukup
mudah. Cukup imajinasikan terdapat garis pada bagian tengah-tengah objek
arsitektur dan apakah kedua sisi memilik visual yang serupa atau seperti
reflektif. Hal ini bisa berlaku dalam penataan perabot dan furnitur, dekorasi
dinding, fasad, serta penataan denah bangunan.
Selain desain arsitektur yang simetris, keseimbangan juga bisa
dicapai dengan komposisi desain arsitektur asimetris, di mana penataan sengaja
dibentuk tak seimbang dengan menitikberatkan kontras pada salah satu titik atau
sisi dalam ruang. Prinsip desain
arsitektur asimetris terbilang cukup beresiko karena diperlukan sense of art
yang tinggi untuk bisa membuat komposisi desain arsitektur asimetris yang
terlihat estetis dan baik.
Sumber :
Dekoruma.com, “7 Prinsip Dasar
Desain Arsitektur yang Harus Kamu Tahu”, 15
Maret 2018, https://www.dekoruma.com/artikel/64511/prinsip-dasar-desain-arsitektur. [diakses pada 03 Maret 2019]
Comments
Post a Comment